Pembentukan planet-planet berbatu selalu diikuti terciptanya lautan air likuid. Ini berarti dunia-dunia asing yang bisa ditinggali kehidupan itu memiliki ciri-ciri umum yang mirip satu sama lain.
Editor: Jafar M Sidik
Blok-blok pada planet berbatu memiliki air yang cukup untuk menjadi awal terbentuknya samudera.
Belajar dari model komputer dan sejarah planet Bumi, lautan ini bergerak memutar begitu permukaan dunia yang bisa ditenggali kehidupan mendingin dan menjadi padat, kata Lindy Elkins-Tanton dari Carnegie Institution for Science, Washington, D.C.
"Habitabilitas (kemungkinan bisa ditinggali kehidupan) akan menjadi lebih umum dibandingkan yang dikira sebelumnya," kata Elkins-Tanton pada Konferensi Ilmu Planetologi di Woodlands, Texas.
Analisis terhadap batuan awal Bumi menunjukkan bahwa planet ini menjadi tempat bagi samudera air likuid sekitar 4,4 miliar tahun lalu atau sekitar 160 juta tahun setelah sistem tata surya terbentuk, sambung Elkins-Tanton seperti dikutip laman space.com.
Air ini terutama berasal dari planetesimal-planetesimal yang memuram bersamaan untuk kemudian membentuk Bumi, bukan karena ditabrak komet seperti yang sebelumnya diyakini beberapa peneliti.
Elkins-Tanton mengatakan air di Bumi tercipta bukan oleh komet berair yang menubruk Bumi.
Sekalipun bagian-bagian yang membentuk Bumi hanya terdiri dari 0,01 persen air, Bumi bisa menampung samudera awal sampai bermeter-meter dalamnya. Dan ini tercipta melalui proses yang berjenjang, jelas Elkins-Tanton.
Pertama, air mendidih keluar dari batu meleleh yang menutupi planet terestrial yang baru terbentuk dan dipanaskan oleh tabrakan masif yang menciptakan atmosfer beruap.
Atmosfer ini lalu hilang begitu planet mendingin untuk kemudian mengembalikan air ke permukaan planet dan membentuk samudera.
"Konsekuensi dari ini adalah, pada setiap sistem eksoplanet manapun di alam semesta ini, jika ini tersusun dari material berbatu dengan kandungan air serupa dengan planet kita, maka setiap planet berbatu diperkirakan berawal dari lautan air," kata Elkins-Tanton.
Dia melanjutkan, model-model yang dikembangkan dia dan ilmuwan lainnya menunjukkan bahwa proses pendinginan dan penghancuran ini terjadi dalam masa 10 juta tahun atau kurang.
Teori baru ini membangkitkan antusiasme para astrobiolog mengingat kehidupan di Bumi di mana-mana selalu mengandung air likuid.
Yang jelas, sistem tata surya Bumi menjadi rumah bagi planet-planet berbatu — Merkurius, Venus dan Mars — yang pernah memiliki samudera namun kemudian lenyap.
Elkins-Tanton menunjuk kasus Venus yang semula mempunyai samudera namun mengering akibat tabrakan masif yang menghajar planet itu pada masa-masa awal terbentuknya tata surya.
Sebaliknya, Bumi mampu mempertahankan airnya kendati mengalami tabrakan masif dari material seukuran planet Mars yang diyakini menjadi awal terbentuknya Bulan, demikian Elkins-Tanton.
Editor: Jafar M Sidik