Para astronom telah menemukan sebuah bintang di galaksi kita yang berpacu mengitari sebuah lubang hitam dengan kecepatan luar biasa, yaitu mengorbit setiap 2,4 jam, seperti dikutip space.com.
Lubang hitam itu dinamai MAXI J1659-152 dan berukuran tiga kali lebih masif dibandingkan dengan Matahari.
Bintang pengitarnya adalah sebuah bintang cebol merah dengan massa hanya seperlima Matahari dan berjarak hanya 1 juta kilometer dari lubang hitamnya, kata Badan Antariksa Eropa (ESA) yang mengumumkan penemuan Selasa waktu AS ini (19 Maret).
"Bintang pendamping ini berputar di sekitar pusat massanya dalam tingkat yang luar biasa cepat, hampir 20 kali lebih cepat dibandingkan orbit Bumi ke Matahari," kata astronom Erik Kuulkers dari Pusat Astronomi Ruang Angkasa Eropa, Spanyol, milik ESA.
Kedua objek ini mengorbiti pusat massanya. Karena bintang tersebut lebih ringan, maka memiliki orbit yang lebih luas dan bergerak dalam kecepatan menakjubkan, sekitar 2 juta km per jam, dan membuatnya menjadi bintang bergerak paling cepat yang terlihat sistem biner sinar X.
Sedangkan lubang hitam itu mengorbit dengan kecepatan 150 ribu km per jam. ESA membuat animasi video dari lubang hitam dan bintang mahacepat itu untuk mengilustrasikan formasi ganjil tersebut.
Pasangan lubang hitam dan bintang cebol ini semula dianggap percikan sinar gamma ketika teleskop ruang angkasa Swift milik NASA melihatnya pertama kali pada 25 September 2010.
Teleskop MAXI milik Jepang di Stasiun Ruang Angkasa Internasional juga menilainya sebagai sumber sinar X terang pada tempat dan waktu yang sama.
Lalu kian banyak observasi yang membuktikan bahwa sinar X itu datang dari satu lubang hitam yang menghisap materi dari sebuah bintang kecil yang memutarinya.
Dari turunan emisi sinar X ini selama 14,5 jam observasi menggunakan teleskop ruang angkasa XMM-Newton milik ESA, para astronom menghitung bahwa periode orbital bintang itu hanya 2,4 jam.
Periode orbit sependek itu telah mengalahkan rekor orbit tercepat sebelum ini, 3,2 jam dari bintang Swift J1753.5–0127.
Sepasang objek yang baru ditemukan ini terhampar di atas piringan galaksi, artinya ada di luar putaran utama galaksi Bima Sakti. Ini mirip dengan dua sistem biner lubang hitam lainnya, termasuk Swift J1753.5–0127.
"Lokasi lintang galaksi tinggi dan periode orbital yang pendek ini menggambarkan kelas baru dari sitem biner, yaitu objek-objek yang mungkin tersingkir dari piringan galaksi selama formasi eksplosif dari lubang hitam itu sendiri," kata Kuulkers seperti disiarkan space.com.
Editor: Jafar M Sidik