Adakah Jagat Lain?
Oleh: Dr. Husni Hamdan Hamamah
Allah berfirman, ‘Maka bagi Allah-lah segala puji, Tuhan langit dan Tuhan bumi, Tuhan semesta alam. Dan bagi-Nya lah keagungan di langit dan di bumi, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.’ (al-Jatsiyah: 36-37)
Para ahli tafsir memiliki banyak pendapat tentang kata ‘alamin yang menunjukkan luasnya pemahaman mereka. Jagat kita (universe) yang kita lihat sangat luas itu merupakan tingkatan yang jarak setengah diameternya adalah 30 miliar perjalanan cahaya. Dengan arti bahwa seandainya kita memulai perjalanan dari titik terjauh yang satu dengan kecepatan 300 ribu km/detik, dan itu adalah kecepatan kosmik terbesar, maka kita membutuhkan 30 milyar tahun untuk sampai ke titik terjauh di sisi lain dari alam semesta ini.
Para ahli astrofisika bertanya-tanya, adakah dunia selain dunia yang kita lihat ini, dan bagaimana dimensi-dimensinya jika ia ada. Kita memang tidak melihatnya, tetapi barangkali ia ada karena kita tidak melihat setiap yang ada. Allah berfirman, ‘Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat. Dan dengan apa yang tidak kamu lihat. Sesungguhnya al-Qur’an itu adalah benar-benar wahyu (Allah yang diturunkan kepada) Rasul yang mulia.’ (al-Haqqah: 38-40)
Para ahli astrofisika menyatakan bahwa dunia kita barangkali hanya seperti balon yang mengapung di angkasa yang sempurna dimensi-dimensinya.
Apa kata ahli tafsir?
Al-Qurthubi: Para ahli takwil berbeda pendapat mengenai kata ‘alamin. Menurut Qatadah, kata ‘alamin adalah jamak dari kata ‘alam, yaitu setiap maujud selain Allah. Kata ini tidak memiliki arti tunggal, sama seperti kata rahthun (kelompok) dan qaum (golongan). Husain bin Fadhal mengatakan penghuni setiap zaman itu disebut ‘alam. Dan lain-lain.
Wahb bin Munabbih berkata, ‘Sesungguhnya Allah memiliki delapan belas ribu jagat, dan dunia hanyalah satu jagat dari sekian banyak jagat tersebut.’
Abu Sa‘id al-Khudri berkata, ‘Sesungguhnya Allah memiliki empat puluh ribu jagat, dan dunia dari timur hingga barat adalah satu jagat.’
Muqatil berkata, ‘Jumlah jagat adalah delapan puluh ribu. Empat puluh ribu jagat di antaranya ada di dalam air, dan empat puluh ribu di antaranya ada di darat.’
Menurut al-Qurthubi, pendapat yang pertama adalah yang paling mendekati kebenaran, karena ia mencakup setiap makhluk dan eksisten. Dalilnya adalah firman Allah, ‘Firaun bertanya, ‘Siapa Tuhan semesta jagat itu?’ Musa menjawab, ‘Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya.’’ (asy-Syu’ara: 23-24) Kata ‘alamin di dalam al-Qur’an sebanyak 60 kali, dan salah satunya mengisyaratkan langit dan bumi.
Di kalangan para ilmuwan hari ini muncul banyak pertanyaan yang membingungkan seputar keberadaan jagat lain di tengah ciptaan yang mahabesar ini. Inti pertanyaan tersebut adalah: apakah ada jagat-alam lain dengan hukum yang berbeda dari hukum yang mengatur jagat kita, dimana cahanya melesat lebih cepat, dan dimana daya gravitasi lebih kuat daripada yang kita kenal?
Banyak ilmuwan meyakini keberadaan jagat lain selain jagat kita. Di antara mereka adalah Max Tugmart, John G. Cramer, Susan Wealze and David Hoytawes. Salah satu model yang diprediksi keberadaannya oleh para ilmuwan adalah kembaran galaksi kita, yang jaraknya dari kita adalah 1028 meter dari kita.
Max Tugmart berpandangan bahwa jagat paralel (parallel universe) bukan sekedar fiksi ilmiah. Bahkan, dunia lain itu tidak lain adalah implementasi langsung dari kajian-kajian kosmologi.
Malkuth antara al-Qur’an dan Sain:
Sangat mengherankan bahwa kata malakut yang disebut beberapa kali di dalam al-Qur’an itu digunakan para ilmuan. Mari kita cermati apa yang ditulus John G. Cramer,
‘Gene Wolf menduga bahwa yang disebut dunia ini bukan merupakan satu-satunya jagat, melainkan seperti satu dunia di luar perjalanan waktu. Kita akan membutuhkan kata lain, dan saya mengusulkan kata malkut yang dalam bahasa Kabalist yang berarti jagat. Tetapi, menurutku kata tersebut bukan kata baru, dan sepertinya kasar.’
Seandainya Gene Wolf tahu bahwa kata malkut atau malakut itu adalah kata asli Arab dan disebut di dalam al-Qur’an al-Karim, maka ia pasti tidak menyebutnya ‘kasar’. Allah berfirman, ‘Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan (malakut) langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah, dan kemungkinan telah dekatnya kebinasaan mereka? Maka kepada berita manakah lagi mereka akan beriman selain kepada Al Qur’an itu?’ (al-A’raf: 185)
Suzanne Willis menyebutkan bahwa jagat-jagat yang paralel itu dimungkinkan terpisah sesuai teori-teori yang terpisah dengan dua jalan. Jalan pertama pada fase huge inflation of the universe (pemekaran besar dunia), dimana satu bagiannya yang kecil berkembang menjadi besar, dan sesudah itu jadilah dunia yang kita kenal saat ini. Dan dimungkinkan bagian-bagian yang lain menempuh jalan yang sama, berkembang, dan membentuk dunia-dunia lain. Sedangkan jalan kedua dan sesuai teori kuantum, dunia-dunia paralel itu berjalinan akibat Quantum Event.
Max Tugmark meneliti teori-teori fisika yang berkaitan dengan jagat-jagat paralel, yang tersusun dalam empat tingkatan jagat, yang memukinkan adanya variasi yang berkelanjutan.
Tingkatan pertama adalah jagat-jagat raya yang tidak diatur dengan fisika dan konstanitas fisika jagat kita, tetapi bisa jadi perkembangan Artikelnya berbeda.
Tingkatan kedua adalah jagat-jagat yang konstanitas-kontanitas fisikanya dan dimensi-dimensi ruang dan waktunya berbeda dari yang ada di jagat kita.
Tingkatan ketiga, setiap kuantum dimungkinkan memunculkan banyak salinan.
Tingkatan keempat memiliki hukum-hukum fisika yang berbeda.
Para ahli astrofisika bertanya-tanya, adakah dunia selain dunia yang kita lihat ini, dan bagaimana dimensi-dimensinya jika ia ada. Kita memang tidak melihatnya, tetapi barangkali ia ada karena kita tidak melihat setiap yang ada. Allah berfirman, ‘Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat. Dan dengan apa yang tidak kamu lihat. Sesungguhnya al-Qur’an itu adalah benar-benar wahyu (Allah yang diturunkan kepada) Rasul yang mulia.’ (al-Haqqah: 38-40)
Para ahli astrofisika menyatakan bahwa dunia kita barangkali hanya seperti balon yang mengapung di angkasa yang sempurna dimensi-dimensinya.
Apa kata ahli tafsir?
Al-Qurthubi: Para ahli takwil berbeda pendapat mengenai kata ‘alamin. Menurut Qatadah, kata ‘alamin adalah jamak dari kata ‘alam, yaitu setiap maujud selain Allah. Kata ini tidak memiliki arti tunggal, sama seperti kata rahthun (kelompok) dan qaum (golongan). Husain bin Fadhal mengatakan penghuni setiap zaman itu disebut ‘alam. Dan lain-lain.
Wahb bin Munabbih berkata, ‘Sesungguhnya Allah memiliki delapan belas ribu jagat, dan dunia hanyalah satu jagat dari sekian banyak jagat tersebut.’
Abu Sa‘id al-Khudri berkata, ‘Sesungguhnya Allah memiliki empat puluh ribu jagat, dan dunia dari timur hingga barat adalah satu jagat.’
Muqatil berkata, ‘Jumlah jagat adalah delapan puluh ribu. Empat puluh ribu jagat di antaranya ada di dalam air, dan empat puluh ribu di antaranya ada di darat.’
Menurut al-Qurthubi, pendapat yang pertama adalah yang paling mendekati kebenaran, karena ia mencakup setiap makhluk dan eksisten. Dalilnya adalah firman Allah, ‘Firaun bertanya, ‘Siapa Tuhan semesta jagat itu?’ Musa menjawab, ‘Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya.’’ (asy-Syu’ara: 23-24) Kata ‘alamin di dalam al-Qur’an sebanyak 60 kali, dan salah satunya mengisyaratkan langit dan bumi.
Di kalangan para ilmuwan hari ini muncul banyak pertanyaan yang membingungkan seputar keberadaan jagat lain di tengah ciptaan yang mahabesar ini. Inti pertanyaan tersebut adalah: apakah ada jagat-alam lain dengan hukum yang berbeda dari hukum yang mengatur jagat kita, dimana cahanya melesat lebih cepat, dan dimana daya gravitasi lebih kuat daripada yang kita kenal?
Banyak ilmuwan meyakini keberadaan jagat lain selain jagat kita. Di antara mereka adalah Max Tugmart, John G. Cramer, Susan Wealze and David Hoytawes. Salah satu model yang diprediksi keberadaannya oleh para ilmuwan adalah kembaran galaksi kita, yang jaraknya dari kita adalah 1028 meter dari kita.
Max Tugmart berpandangan bahwa jagat paralel (parallel universe) bukan sekedar fiksi ilmiah. Bahkan, dunia lain itu tidak lain adalah implementasi langsung dari kajian-kajian kosmologi.
Malkuth antara al-Qur’an dan Sain:
Sangat mengherankan bahwa kata malakut yang disebut beberapa kali di dalam al-Qur’an itu digunakan para ilmuan. Mari kita cermati apa yang ditulus John G. Cramer,
‘Gene Wolf menduga bahwa yang disebut dunia ini bukan merupakan satu-satunya jagat, melainkan seperti satu dunia di luar perjalanan waktu. Kita akan membutuhkan kata lain, dan saya mengusulkan kata malkut yang dalam bahasa Kabalist yang berarti jagat. Tetapi, menurutku kata tersebut bukan kata baru, dan sepertinya kasar.’
Seandainya Gene Wolf tahu bahwa kata malkut atau malakut itu adalah kata asli Arab dan disebut di dalam al-Qur’an al-Karim, maka ia pasti tidak menyebutnya ‘kasar’. Allah berfirman, ‘Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan (malakut) langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah, dan kemungkinan telah dekatnya kebinasaan mereka? Maka kepada berita manakah lagi mereka akan beriman selain kepada Al Qur’an itu?’ (al-A’raf: 185)
Suzanne Willis menyebutkan bahwa jagat-jagat yang paralel itu dimungkinkan terpisah sesuai teori-teori yang terpisah dengan dua jalan. Jalan pertama pada fase huge inflation of the universe (pemekaran besar dunia), dimana satu bagiannya yang kecil berkembang menjadi besar, dan sesudah itu jadilah dunia yang kita kenal saat ini. Dan dimungkinkan bagian-bagian yang lain menempuh jalan yang sama, berkembang, dan membentuk dunia-dunia lain. Sedangkan jalan kedua dan sesuai teori kuantum, dunia-dunia paralel itu berjalinan akibat Quantum Event.
Max Tugmark meneliti teori-teori fisika yang berkaitan dengan jagat-jagat paralel, yang tersusun dalam empat tingkatan jagat, yang memukinkan adanya variasi yang berkelanjutan.
Tingkatan pertama adalah jagat-jagat raya yang tidak diatur dengan fisika dan konstanitas fisika jagat kita, tetapi bisa jadi perkembangan Artikelnya berbeda.
Tingkatan kedua adalah jagat-jagat yang konstanitas-kontanitas fisikanya dan dimensi-dimensi ruang dan waktunya berbeda dari yang ada di jagat kita.
Tingkatan ketiga, setiap kuantum dimungkinkan memunculkan banyak salinan.
Tingkatan keempat memiliki hukum-hukum fisika yang berbeda.
Sumber: eramuslim.com